Selasa, 04 Desember 2012

PEMBAGIAN TAUHID

C. MACAM-MACAM TAUHID

1.      Tauhid Rububiyah

Secara etimologis kata rabb  mempunyai arti yang beragam, di antaranya menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, memperbaiki, menanggung, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah  adalah kata rububiyah  berasal dari akar katarabb , yaitu ZAT YANG MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN.  Makna Rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan, pemberian rezki, pengelolaan dan penguasaan alam semesta. Firman Allah dalam surah al-A’raf : 54 :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ.
Artinya : Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.
Malam dan siang adalah fenomena dan realitas yang sengaja diciptakan oleh Allah melalui penciptaan matahari dan bulan. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya’ : 33 :

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ.

Artinya : Dan Dia-lah yang telah Menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
Allah telah menciptakan manusia dan memberikan kepadanya kemampuan berbicara, firman-Nya dalam surah ar-Rahman : 1-4 :

 الرَّحْمَنُ. عَلَّمَ الْقُرْآنَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ. عَلَّمَهُ الْبَيَانَ.

Artinya : (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah Mengajarkan al-Quran. Dia Menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara..
Pekerjaan Allah sangat teratur dan rapi tanpa cela, termasuk menciptakan segala sesuatu. Firman Allah dalam al-Furqan : 2 :

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً
.
Artinya : Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia Menciptakan segala sesuatu, lalu Menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
Allah telah memberikan rezki kepada makhluk-Nya, hal ini cukup menjadi bukti bahwa hanya Allah satu-satunya pemberi rezki. Contoh semut, dengan rezki dari Allah, tanpa kita beri makan pun mereka tetap bertahan hidup.
Tauhid Rububiyah merupakan bentuk keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan, pemberian rezki dan penguasaan makhluk-makhluk-Nya. Kekayaan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah. Contohnya bentuk tumbuh-tumbuhan, berbuah, berbunga dsb., begitu juga dengan air, tanah, bebatuan dll., yang kesemuanya itu bukti nyata rububiyah.
Seseorang yang berkeyakinan rububiyah tidak cukup pada tingkat penerimaan saja, sebab orang-orang musyrik jahiliyah juga meyakini rububiyah, sebagai sebuah keyakinan yang turun-temurun sejak Nabi Ibrahim a.s. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surah Yunus : 31 :

قلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللّهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ.

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” 
2. Tauhid Uluhiyah
Secara bahasa berasal dari kata al-ilah, artinya "sesuatu yang disembah dan sesuatu yang ditaati secara mutlak".
Tauhid Uluhiyah adalah menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya :

وَإِلَـهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Artinya : 
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (al-Baqarah : 163).
Tauhid Uluhiyah diwujudkan dengan dua dasar :
1. Menjalankan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT., dan bukan
    kepada yang lain.
2. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan perintah dan larangan 
    Allah SWT.
3. Tauhid al-Asma wa' al-Sifat
Secara ringkas dapat didefinisikan bahwa "Beri'tiqad dengan jazam bahwa Allah Swt. bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan, suci bersih dari segala sifat-sifat kekurangan dan sifat-sifat Allah tidak menyerupai sifat-sifat makhluk, dengan arti kata kita isbatkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang Allah sendiri menetapkannya di dalam al-Qur'an bagi zat-Nya dan diisbatkan pula oleh Rasulullah Saw. dalam hadits-haditsnya, tanpa mengubah lafaz dan makna maknanya, tanpa mengingkari, tanpa menafikan semua nama atau sifat Allah, ataupun menafikan sebahagiannya, tanpa mengenyampingkannya dengan menentukan hakikatnya dan menetapkan cara-cara tertentu bagi Allah dan tanpa menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk.

Bertolak dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa Tauhid al Asma' wa al Sifat ini berdasarkan kepada tiga azas, yaitu :

a. Mensucikan Allah Azza wa Jalla dari menyerupai makhluk dan dari mana
    mana sifat kekurangan.
b. Beriman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam
    al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
c. Menghapuskan perasaan ingin tahu kaifiah dan bentuk-bentuk sifat ini.

4. Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari kata mulk atau malik yang berarti raja atau penguasa. Jadi, dapat diartikan bahwa, tauhid mulkiyah adalah meng-Esa-kan Allah atas kepemilikan, pemerintahan dan kekuasaan, Allah-lah pemimpin, Allah pembuat hukum dan Allah-lah yang berkuasa terhadap alam serta isinya. Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Allah juga menentukan diri-Nya adalah pelindung orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman-Nya :

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau Berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau Kehendaki, dan Engkau Cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau Kehendaki. Engkau Muliakan siapa pun yang Engkau Kehendaki dan Engkau Hinakan siapa pun yang Engkau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran : 26)
5. Tauhid Rahmaniyah
Tauhid Rahmaniyah meyakini bahwa Allah Maha Kasih, Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Kasih dan Sayang Allah itu tidak akan bisa ditandingi oleh siapapun. Allah tetap memberi rezki kepada seluruh hamba-Nya, baik kepada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, ataupun kufur. Oleh karena itu tauhid rahmaniyah juga merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.

Tauhid Rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan pergaulan sehari-hari. Di lingkungan keluarga, ayah dan ibu menduduki tempat pertama dalam hal pemeliharaan hubungan baik yang dilandasi dengan rasa kasih sayang. Di lingkungan masyarakat, setiap anggota masyarakat harus saling asah, saling asih dan saling asuh terhadap sesama. Di samping itu Tauhid Rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan kasih sayang secara tulus kepada sesama makhluk.

D. HIKMAH BAGI ORANG BERTAUHID
1. Meneladani Kisah Orang yang bertauhid
2. Akibat bagi Orang yang tidak Bertauhid
3. Hikmah bagi Orang yang Bertauhid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar