C. MACAM-MACAM TAUHID
1.
Tauhid
Rububiyah
Secara
etimologis kata rabb mempunyai arti yang beragam, di antaranya
menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, memperbaiki, menanggung,
mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai dan menyelesaikan. Dalam
kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah adalah kata rububiyah
berasal dari akar katarabb , yaitu ZAT YANG MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN.
Makna Rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan, pemberian rezki,
pengelolaan dan penguasaan alam semesta. Firman Allah dalam surah al-A’raf : 54
:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي
اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ
مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ
الْعَالَمِينَ.
Artinya
: Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi
hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.
Malam
dan siang adalah fenomena dan realitas yang sengaja diciptakan oleh Allah
melalui penciptaan matahari dan bulan. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya’ :
33 :
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ.
Artinya
: Dan Dia-lah yang telah Menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.
Allah
telah menciptakan manusia dan memberikan kepadanya kemampuan berbicara,
firman-Nya dalam surah ar-Rahman : 1-4 :
الرَّحْمَنُ.
عَلَّمَ الْقُرْآنَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ. عَلَّمَهُ الْبَيَانَ.
Artinya : (Allah)
Yang Maha Pengasih, Yang telah Mengajarkan al-Quran. Dia Menciptakan manusia,
Mengajarnya pandai berbicara..
Pekerjaan
Allah sangat teratur dan rapi tanpa cela, termasuk menciptakan segala sesuatu.
Firman Allah dalam al-Furqan : 2 :
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً
.
Artinya : Yang
memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia Menciptakan segala sesuatu, lalu
Menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
Allah
telah memberikan rezki kepada makhluk-Nya, hal ini cukup menjadi bukti bahwa
hanya Allah satu-satunya pemberi rezki. Contoh semut, dengan rezki dari Allah,
tanpa kita beri makan pun mereka tetap bertahan hidup.
Tauhid
Rububiyah merupakan bentuk keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan,
pemberian rezki dan penguasaan makhluk-makhluk-Nya. Kekayaan alam secara
keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah. Contohnya bentuk
tumbuh-tumbuhan, berbuah, berbunga dsb., begitu juga dengan air, tanah,
bebatuan dll., yang kesemuanya itu bukti nyata rububiyah.
Seseorang
yang berkeyakinan rububiyah tidak cukup pada tingkat penerimaan saja, sebab
orang-orang musyrik jahiliyah juga meyakini rububiyah, sebagai sebuah keyakinan
yang turun-temurun sejak Nabi Ibrahim a.s. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam
surah Yunus : 31 :
قلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّن
يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللّهُ
فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ.
Artinya
: Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka
akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya)?”
2.
Tauhid Uluhiyah
Secara bahasa berasal
dari kata al-ilah, artinya "sesuatu yang disembah dan sesuatu yang
ditaati secara mutlak".
Tauhid Uluhiyah
adalah menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya
:
وَإِلَـهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Artinya :
Dan Tuhanmu adalah
Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. (al-Baqarah : 163).
Tauhid Uluhiyah
diwujudkan dengan dua dasar :
1. Menjalankan segala
bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT., dan bukan
kepada yang lain.
kepada yang lain.
2. Ibadah yang
dilakukan harus sesuai dengan perintah dan larangan
Allah SWT.
3.
Tauhid al-Asma wa' al-Sifat
Secara
ringkas dapat didefinisikan bahwa "Beri'tiqad dengan jazam bahwa Allah
Swt. bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan, suci bersih dari segala
sifat-sifat kekurangan dan sifat-sifat Allah tidak menyerupai sifat-sifat
makhluk, dengan arti kata kita isbatkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat
yang Allah sendiri menetapkannya di dalam al-Qur'an bagi zat-Nya dan diisbatkan
pula oleh Rasulullah Saw. dalam hadits-haditsnya, tanpa mengubah lafaz dan
makna maknanya, tanpa mengingkari, tanpa menafikan semua nama atau sifat Allah,
ataupun menafikan sebahagiannya, tanpa mengenyampingkannya dengan menentukan
hakikatnya dan menetapkan cara-cara tertentu bagi Allah dan tanpa menyerupakan
sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk.
Bertolak
dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa Tauhid al Asma' wa al Sifat ini
berdasarkan kepada tiga azas, yaitu :
a. Mensucikan Allah
Azza wa Jalla dari menyerupai makhluk dan dari mana
mana sifat kekurangan.
b. Beriman dengan
nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam
al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
c. Menghapuskan
perasaan ingin tahu kaifiah dan bentuk-bentuk sifat ini.
4.
Tauhid Mulkiyah
Secara
bahasa kata mulkiyah berasal dari kata mulk atau malik yang
berarti raja atau penguasa. Jadi, dapat diartikan bahwa,
tauhid mulkiyah adalah meng-Esa-kan Allah atas kepemilikan, pemerintahan dan
kekuasaan, Allah-lah pemimpin, Allah pembuat hukum dan Allah-lah yang berkuasa
terhadap alam serta isinya. Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan
apa saja untuk makhluk-Nya. Allah juga menentukan diri-Nya adalah pelindung
orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman-Nya :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن
تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : Katakanlah (Muhammad),
“Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau Berikan kekuasaan kepada siapa pun yang
Engkau Kehendaki, dan Engkau Cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau
Kehendaki. Engkau Muliakan siapa pun yang Engkau Kehendaki dan Engkau Hinakan
siapa pun yang Engkau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh,
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran : 26)
5.
Tauhid Rahmaniyah
Tauhid
Rahmaniyah meyakini bahwa Allah Maha Kasih, Maha Penyayang kepada semua
makhluk-Nya. Kasih dan Sayang Allah itu tidak akan bisa ditandingi oleh
siapapun. Allah tetap memberi rezki kepada seluruh hamba-Nya, baik kepada
hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, ataupun kufur. Oleh karena itu tauhid
rahmaniyah juga merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki
tuntutan untuk menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.
Tauhid Rahmaniyah
menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan
dan pergaulan sehari-hari. Di lingkungan keluarga, ayah dan ibu menduduki
tempat pertama dalam hal pemeliharaan hubungan baik yang dilandasi dengan rasa
kasih sayang. Di lingkungan masyarakat, setiap anggota masyarakat harus saling
asah, saling asih dan saling asuh terhadap sesama. Di samping itu Tauhid
Rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan kasih sayang secara tulus kepada
sesama makhluk.
D. HIKMAH BAGI ORANG BERTAUHID
1.
Meneladani Kisah Orang yang bertauhid
2.
Akibat bagi Orang yang tidak Bertauhid
3.
Hikmah bagi Orang yang Bertauhid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar